Kamis, 23 Februari 2023

Pertanyaan besar

​Pertanyaan-pertanyaan datang silih berganti.

Setiap saat mengetuk dan izin keluar pikiranku.

Satu muncul lalu aku jawab sendiri.

“Apa ini cinta?”

“Yup.”


Hilang lagi.


Pertanyaan pagi ini agak lebih berat dari biasanya.

“Sepertinya apa lebih bagus kita tidak berjodoh saja?”


Lalu alu membayangkan hal-hal yang meraung di kepalaku. Aku takut, tetapi aku juga siap-siap saja jika pikiran ini jadi kenyataan.


Mungkin aku sudah lelah.


Jadi….

Bagaimana?

Jumat, 14 Juni 2019

kamuhhhh

alangkah indahnya jika itu dirimu
aku tak sulit lagi mengatakan A,B,C karena kamu bisa membacanya dari mataku

alangkah indahnya jika itu dirimu
aku tak perlu lagi menggeleng karena kamu dapat melihatnya dari sudut bibirku

alangkah indahnya jika secepatnya kamu datang
sebelum aku yang penuh dilema ini menghilang

Jumat, 08 Maret 2019

Anak perempuan

Ingin marah, ingin berontak
Tapi aku mudah menangis jika dibentak

Dear Nora

Kabar seperti ini sering datang dan berakhir pada rasa sedih karena tak mampu hadir di acara pernikahan sahabat.

Yang tersayang, Nora, dri kejauhan yang dapat aku lakukan hanyalah mengirim doa-doa semoga acaramu lancar dan berkah.
Kita menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya dan saling menjadi saksi kisah satu sama lain.
Perjalanan cintamu yang panjang pada akhirnya berakhir pada sosok lelaki yang kamu pilih ini. Selamat menempuh hidup baru Nora Fauziah. Semoga kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti. 💕

Minggu, 03 Maret 2019

Seorang Kakak

Aku ingin meninggalkan bekas pada memori.
Aku ingin menjadi kata-kata tempat bercermin.
Aku ingin menjadi payung di terik dan hujan.
Aku ingin menjadi benteng tempat sembunyi.
Aku ingin menjadi api atas rasa takut.
Aku ingin menjadi prajurit perang.
Aku ingin menjadi yang pertama atas suka dan duka
Tak mudah.
Seandainya dia mengerti.

Minggu, 14 Oktober 2018

Simpul

Perempuan kecil yang duduk di sudut sana, dia mudah jatuh cinta.
Ia mudah tertipu pada kenyamaan yang ia sendiri tidak tahu untuk apa.
Ia terpukau pada perhatian-perhatian kecil.
Ia terpesona pada simpul-simpul senyum.
Ia pikir semua kebaikan harus dibalas cinta.
Lalu ia jatuhkan semua jantung hatinya pada lelaki yang perhatian.
Begitu mudah.
Memang seperti atap-atap rumah, hujan yang jatuh tidak sebanyak yang datang.
Cinta yang besar sering tidak sesuai harapan.
Lalu patah.
Ia mudah sedih pada harapan yang tidak sampai.
Ia penyendiri saat inginnya tidak terbalas.
Ia menerka-nerka.
Ia menduga-duga.
"Apa yang salah?" katanya.
Tapi tidak.
Ini bukan perihal salah atau benar, kataku.
Hanya saja 'itu bukan kau'.
Hatinya sering bertunas kemudian lepas.
Ia seperti kucing kecil yang selalu butuh sentuhan di kepala.
Ia penurut.
Hatinya mudah tersulut.
Setiap rindu tak sama, ia berduka lara.
Mudah berjanji untuk tak lagi luka, tapi tetap ia melakukannya.
Berkali-kali.
Ia tidak cantik, tapi dia suka tertawa.
Barisan giginya berjejer hanya karena hal kecil.
Ia suka terbahak-bahak.
Menghabiskan waktu seharian dengan seeorang yang tersambung gilanya adalah cita-cita.
Ia tampak kekanak-kanakan.
Namun jauh di sisi hatinya, ia kritis.
Sinis.

Bodo amat

Kipas anginku berputar-putar, kiri-kanan. Malam ini udara panas. Aku membuka jendela setengah untuk membantu pekerjaan kipas. Tadi sebelum tidur aku sempatkan untuk bermain game dahulu. Enak pastinya kalau sampai tua aku masih bisa bermain menjelang tidur. Hahaha. Tapi kemudian aku sadar bahwa aku masih begitu kekanakan.

Tadi aku bertemu teman-temanku. Aku berkaca pada mata mereka tentang kesiapanku menjalani hidup. "Aah aku masih bocah sekali." Semua menjadi jelas saat aku begitu bahagia menunggu minuman di antar ke meja. Aku lihat teman-temanku dengan anggun mengatakan terima kasih. Sedangkan aku mengucapkannya dengan mata berbinar dan segera menyeruput satu teguk.

Hm....
Apakah dewasa harus berarti anggun dan wibawa?
Apakah ceria bukan bentuk dewasa?
Ooh kemudian aku sadar. Ternyata aku bukan hanya ceria, tapi juga sering meloncat ketika bahagia. Aah aku malu pada usiaku yang dua dua.

Hm....
Sekarang aku lama menatap wajahku di depan cermin sambil sekali-kali mengetik di layar ponsel. Aku berpikir-pikir bagaimana pandangan orang tentangku..
Malu juga....

Sekarang aku sudah berdiri dan berbicara pada diri sendiri,
"Bodo amat!"
Lalu mengambil posisi tidur dan mengakhiri tulisan ini.
Selamat malam!

Pertanyaan besar

​Pertanyaan-pertanyaan datang silih berganti. Setiap saat mengetuk dan izin keluar pikiranku. Satu muncul lalu aku jawab sendiri. “Apa ini c...